Opini 3

Opini 3

OpiniOpini Pelajar
58 views
Tidak ada komentar

Opini 3

OpiniOpini Pelajar
58 views

Weekend di malino atau biasa kita sebut sebagai kota bunga dengan aneka bunga dan yang menjadi ciri khas lainnya yakni pohon pinusnya….
Terkait keindahan itu, ada juga hal yang mengganjal setelah saya melihat disekitar jalan pada saat balik menuju Makassar, bagaimana pasir dan bongkahan batu yang di ubah menjadi kerikil, di kerut tak ada habisnya, sudah lama saya perhatikan hal tersebut, namun baru terpikirkan untuk sedikit bercerita karna pemantik dari seorang sopir yang saya ajak ngobrol pada saat menaiki bisnya untuk balik ke Makassar.
“Cina itu punya” kata sopir bis itu sambil berkemudi melewati belokan-belokan tajam khas pegunungan….
Sentimen etnis memang kerap kali masih membekas dihati orang Bugis-Makassar. Masih ingatkah kita tragedi ‘Black September 1997’ dan membuat ricuh Makassar pada saat itu, setelah itupun sebuah statement lahir “cinayyaji memang kau nu tappaki” maksudnya yakni menyinggung sesama orang Bugis-Makassar untuk percaya dengan suku sendiri dari pada cina.
saya bercerita bukan karna sentimen etnis pula, itu urusan yang saya tak ketahui siapa pemilik dari tambang pasir dan kerikil tersebut, bisa jadi para oligarki yang bermata elang, mengambil keuntungan untuk dirinya seorang, namun lupa bahwa sudah ada 2 longsor di Jl. Malino, bisa jadi penyebabnya karena tambang tersebut. Masih inginkah jalan longsor itu ditambah? ataukah butuh korban jiwa untuk kita bersuara terhadap alam yang digerus terus menerus?
Ini hanya sebuah cerita tanpa referensi, yang diambil dari kacamata pribadi, mohon banyak koreksi karena bisa jadi apa yang saya fikirkan hanya keinginan tak obyektif.

Opini 2
Mungkin anda suka:
Advertisement

Suka artikel ini? Yuk bagikan kepada temanmu!

Terpopuler :

Baca Juga:

Tak ditemukan hasil apapun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.